Pernah ngga mengalami, kemana ya uang saya?
Pas cek tabungan, kok tinggal se-gini? dan tiba-tiba saja kita dibuat amnesia dengan berbagai pos pengeluaran yang melebihi budget atau malah tidak ada perencanaan keuangan sama sekali?
Wah! Gawat!
Mau seberapa kecil atau besar penghasilan, kalau kita tidak bisa mengaturnya, hasil kerja keras kita akan sia-sia. Itu lah sebabnya saya selalu antusias bila Visa mengadakan acara Ibu Berbagi Bijak.
Kalau sudah menikah, sudah wajib hukumnya bagi kita dan pasangan untuk bijak dalam mengelola keuangan. Apalagi bagi perempuan yang biasanya memiliki jabatan sebagai “menteri keuangan” dalam rumah tangga. Tapi kenyataannya, menurut survei, tingkat literasi keuangan perempuan jauh lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Menyedihkan ya?
Jadi berdasarkan data dari OJK, tingkat literasi finansial perempuan itu hanya 25%, sementara tingkat literasi pria sebesar 33%. Berdasarkan hal ini, Pak Riko Abdurrahman (Presiden Direktur Visa Indonesia) merasa bahwa perempuan Indonesia perlu diberikan edukasi tentang literasi keuangan. Kenapa? Agar semakin banyak perempuan di Indonesia, khususnya para ibu rumah tangga, dapat mengelola keuangan rumah tangga dengan baik.
Di acara ini, Financial Educator Prita Ghozie, menerangkan bahwa perlu dilakukan langkah-langkah penting untuk mencapai keuangan rumah tangga yang ideal, yaitu:
1. Financial Check-Up
Kalau kita rutin melakukan medical check up satu tahun dalam satu kali, untuk mengetahui kondisi kesehatan tubuh, sama halnya dengan keuangan. Kita perlu melakukan financial check-up untuk memastikan kondisi keuangan keluarga kita “sehat” atau tidak.
a. Apakah kita memiliki utang?
b. Apakah biaya hidup lebih besar dari penghasilan?
c. Sudahkah kita memiliki dana darurat dan tabungan?
Nah! Jangan sampai biaya hidup demi gaya hidup lebih besar daripada penghasilan. Dana darurat? Wajib punya!
2. Mengelola Arus Kas
Kenapa yang kita keluarkan/belanjakan itu penting daripada penghasilan kita? Karena kita memegang kendali penuh atas itu. Mau gaji berapapun, kalau kita tidak memiliki kontrol, akan terasa “numpang lewat” saja di rekening bank. Mbak Prita memberikan tips untuk mengelola arus kas sebagai berikut:
5% persen zakat
10% assurance (dana darurat dan asuransi)
30% biaya hidup
30% cicilan atau pinjaman
15% investasi
10% gaya hidup
3.Merencanakan Keuangan
Bagi saya, merencanakan sesuatu itu sangat penting apalagi merencanakan keuangan. Kita harus disiplin dalam mengatur keuangan agar tahu apa yang menjadi kebutuhan dan apa yang menjadi keinginan/impian. Nah, satu hal yang dapat dilakukan untuk mewujudkan perencanaan keuangan adalah dengan menambah penghasilan. Apa yang menjadi passion kita? Apa yang bisa kita maksimalkan dengan passion tersebut sehingga bisa menghasilkan extra income? Nah! Kenapa tidak menjadi mamapreneur? Sudah banyak contoh mamapreneur yang bisa kita jadikan inspirasi seperti Jenahara Nasution (perancang baju muslim), Gladys Rahman (siapa yang ngga kenal sih dengan brownies Dapur Gladies yang enak itu?), dan
Aditya Lugina dengan Gammara Leather yang produknya bikin pengin semua :D